EKONOMI
KENAIKAN
HARGA DAGING
Jakarta
– Harga
daging sapi masih tinggi di pasar tradisional. Saat ini harga daging sapi masih
kisaran Rp 120 ribu per kilogram atau belum banyak bergerak sejak awal
Ramadhan.
Pedagang daging sapi Mang Agus (36) mengatakan, kenaikan
daging sapi menjelang Ramdhan dan Idul Fitri sudah biasa.
“Di tv-tv kan kemarin udah banyak berita katanya ada
kenaikan ya? Tapi sampai hari ini kita di RPH itu tempat pemotongan masih biasa
sih. Emang biasanya dari dulu kan menjelang Ramadhan sama Idul Fitri itu pasti
ada kenaikan.”
Dia menuturkan juga dia berharap kenaikan harga
daging sapi dapat segera turun, karena kenaikan daging sapi ini sangat
berdampak pada omset penjualannya.
“Yaa mudah-mudahan aja pemerintah kan kemarin Pak
Jokowi bilang, harga daging kalau bisa 80rb gitu. Ya mudah-mudahan nanti benar
gitu. Jadi, kalau bisa turun kan jadi 80rb. Jadi kita juga omset kita jadi
nambah gitu, dengan harga segitu aja kita nih kurang gitu omset kita penjualan
segitu. Apalagi kemarin liat berita kan hampir 130rb gitu.”
Pedagang sapi lain Sutisna (43) mengatakan, jika
pembelian daging dibatasi. Maka dapat berdampak pada pendapatannya.
“Kalau dibatasin gitu, kita enggak bisa dagang.
Belinya mahal jualnya murah. Bagaimana?”
Selain itu, dia pun mengatakan. Dia pun menyetok
daging sapi dari satu bulan sebelum penjualannya dan juga sudah diternakan
selama 6 bulan.
“Sedangkan kita satu bulan kan udah ancang-ancang
kita nyetok. Buat persediaan lebaran tuh belinya saya dari bulan kemarin. Kita
piara 6 bulan.”(DN)
DAMPAK
KENAIKAN HARGA BBM
Jakarta
–
Kenaikan harga BBM yang bisa dikatakan melambung, membuat masyarakat bingung
serta geram. Khususnya bagi para mahasiswa yang sudah pasti sebagian besar menggunakan
kendaraan bermotor. Tidak heran jika banyak masyarakat dan khususnya mahasiswa
yang mengeluh akan kenaikan BBM ini.
Seorang mahasiswa Putri Anugerah (22) juga
mengeluhkan ongkos naik angkutan umum pun ikut naik akibat BBM naik serta dia
pun kecewa akan kenaikan harga BBM ini.
“Saya mengikuti berita tentang BBM yang sedang naik.
Bagi saya berita tentang BBM naik ini sangat berdampak besar bagi saya dan
angkutan umum naik 500 rupiah. Saya kecewa dengan kenaikan BBM ini.”
Walalupun kita tidak menggunakan kendaraan bermotor
tetapi tetap saja ongkos naik angkutan umum pun ikut berdampak dari kenaikan
BBM ini.
Seorang mahasiswa lain pun Muhammad Sidik (22) ikut kecewa
akan kenaikan BBM ini karena kenaikan BBM ini berdampak juga bagi keuangannya.
“Saya mengikuti berita mengenai BBM karena saya
menggunakan kendaraan bermotor. Sejak premium naik dari Rp 6900 jadi Rp 7400,
saya sangat kecewa dengan kenaikan ini karena uang jajan saya habis.”
Selain mahasiswa, beberapa siswa SMA Azriel (16)
juga mengeluhkan BBM naik karena dengan BBM naik, maka semua harga bahan pokok
jadi tidak konsisten.
“Saya mengikuti berita mengenai BBM, karena saya
kerap menggunakan angkutan umum dari 4000 rupiah menjadi 5000 rupiah. Saya
kesal karena pengeluaran jadi bertambah. Saya juga punya usaha dibidang
kuliner, maka bahan pokok semuanya naik. Menurut saya, pemerintahan sekarang
tuh kacau. Karena membuat semua harga menjadi tidak konsisten.”
Selain banyaknya masyarakat yang kontra dengan
kenaikan BBM ini, ada pula masyarakat Fitriani (25) yang pro dengan adanya
kenaikan BBM ini.
“Sebenarnya saya setuju dengan adanya kenaikan BBM.
Karena dengan begitu, subsidi pemerintah bisa diberikan kepada masyarakat yang
kurang mampu. Walaupun sebenarnya saya tidak tau subsidi itu tepat diberikan
pada yang mampu atau tidak.”(DN)
TAKSI
KONVENSIONAL
Jakarta
– Di
zaman era modernisasi ini, segala kebutuhan manusia sampai angkutan umum pun
sudah sangat mudah di dapatkan dengan cara mendownload sebuah aplikasi di
smartphone. Namun, tidak banyak warga Indonesia yang beralih untuk menaiki
angkutan umum dengan cara online.
Kita sempat dihebohkan dengan adanya demo para supir
taksi konvensional yang mengeluhkan adanya angkutan umum yang berbasis online
tersebut. Namun, tidak semua masyarakat yang beralih dengan cara online ini,
masih ada beberapa masyarakat yang setia menaiki angkutan konvensional. Salah
satunya taksi.
“Karena saya sejak dulu saya memakai taksi
konvensional lebih mudah karena banyak berlalu lalang. Dibanding dengan
menggunakan taksi online harus menggunakan android atau aplikasi.” Ujar Sri
Wicaksono".
Untuk perbandingan harga taksi konvensional dan
taksi online relatif tidak terlalu mahal. Hanya sedikit perbedaannya, walaupun
harga taksi online relatif lebih murah. Namun, tidak membuat ibu Sri Wicaksono
(50) beralih ke taksi online.
“Sejauh ini saya tidak
pernah memakai taksi online, katanya memang lebih murah tapi paling selisih
berapa yah. Jadi no problem. Tapi
memang saya sudah terbiasa menggunakan taksi konvesional.